Kamis, 30 Juni 2011

!!!

Bila kau kembali, lupakanlah bila ada sesosok bayangan yang mengikutimu, sesungguhnya bayangan itu tak akan pernah ada bila tak ada cahaya

Akulah bayangan itu, dan kaulah gelap itu.

Kamis, 23 Juni 2011

SEBUAH TANDA TANYA

Senang bisa kembali. Sudah terlalu jauh langkah ini berbicara, namun tak satu pun tinta yang tertera. Aku menyesal. Merngapa selama ini aku melupakan? Melupakan satu hal yang jenuh dilupakan.

Ini hanya awal, selalu itu yang memberikanku tenaga. Sebelum hari akhir itu berakhir, aku masih punya waktu. Tapi aku mencintaimu tak seperti waktu. Takdir bisa dikalahkan waktu. Masih seperti ini, masih terlalu sederhana untukmu. Kau tahu, jemariku kaku, bibirku melengket, tak ada satu makna pun yang tertorehkan. Aku telah pasif.

Untuk halaman yang selalu setia. Seperti rumah yang tak akan jenuh menunggu penghuninya untuk kembali, meski ia tidak tahu, mungkin saja penghuninya itu menginap di rumah temannya, atau mungkin dia masih terlelap di kantor setelah lembur.

Bagaimana bila sudah mati? Rumah itu menangis, tangisannya tak teraba suara. Tangisannya tak terdengar, hanya terasa. Pondasi yang mulai rapuh, atap yang bocor, dinding yang menipis, juga tanah yang sudah meretak.

Setelah, setelah itu membuatku lupa pada sebelum, sebelum aku melangkah dan menemukan setelah. Aku selalu bodoh menyelami fase, prosesku hanya rentetan dengan detik yang terlupa.

Bilangan, nalar, keinginan, kesemrawutan, perih, penantian, persembahan, topeng. Inilah nama-nama yang kukenali, diluarnya hanya kata-kata yang sangat keras memukulku.

Bila cinta tak teraba, atau hanya terlupa, selalu ada rumah yang membuatku rindu untuk kembali. Meski tak semanis dulu ketika aku menyapa, kali ini, pertemuan telah melahap kerinduan.

Seruput kehangatannya, keluarlah, ketika kau merasa harus keluar, tidurlah ketika kau merasa harus tertidur.

Bila tak bermakna, atau hanya deretan kata-kata palsu bertabir analogi mati, selangkah lagi kita akan terpisah, mungkin kau bukan takdirku.

Rabu, 01 Juni 2011

SAYA SEPERTI WAKTU, SAYA TIDAK TAHU

Inovasi Karya Anak Bangsa menuju Kemandirian Nasional

Itulah tema yang ditentukan panitia Blog Competition Compfest2011. Saya sangat bangga pada penyelenggara event yang selalu berupaya untuk menciptakan ide-ide segar, atau setidaknya merangsang orang-orang untuk mencari sesuatu yang baru. Inilah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita. Mencari sesuatu yang baru. Bukankah sesuatu yang baru itu mengasyikkan? Makanya, event seperti ini harus dijadikan agenda rutin, agar sesuatu yang baru itu bisa muncul seperti rutinitas kita sehari-hari. Semakin banyak sesuatu yang baru, semakin banyak pula yang bisa diolah menjadi produk baru.

Pertama-tama terima kasih pada panitia penyelenggara event ini. Tema seperti ini sangat kuat, kuat dalam artian, susah untuk mengeneralkannya, karena terkhusus pada inovasi yang harus ditunjang oleh kreativitas tingkat tinggi. Saya sempat bingung ingin menuliskan apa di blog saya tercinta ini. Saya sangat gugup sekali, diksi-diksi yang biasanya sangat lancar mengalir, kali ini seperti tersumbat entah oleh apa. Tapi akan saya coba.

Iya....
Saya ingin mendefinisikan kata inovasi dulu, karena menurut saya, sumber permasalahan ada pada si inovasi ini. Kita akan kesulitan untuk menjelaskan bila maskud dari tema tersebut tidak dimengerti. Oleh karena itu, mari kita sama-sama mendefinisikannya.

Inovasi itu berarti “proses” dan atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan / mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).

Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial.

Dari penjelasan makna kata inovasi di atas, saya akhirnya mampu merangkum dua buah kata untuk inovasi, yang mana dua kata ini adalah ruh dari inovasi. Pertama adalah karya. Inovasi adalah sebuah karya, sebuah hasil upaya fisik, mental, pikiran, manipulasi egoistis, kemudian berjalan secara berkesinambungan, menghasilkan sebuah pikiran dan terlahirlah karya.

Kedua adalah baru. Ini yang paling penting. Pada dasarnya, sejatinya, dan memang kodratnya bahwa inovasi itu harus bersifat baru. Baru dalam arti sebenarnya adalah tak pernah ada sebelumnya. Seperti bayi yang baru saja terlahir, meskipun dalam hal ini bayi bukan sebuah inovasi.

Maka dari itu, otak pas-pasan saya memutuskan untuk membahas inovasi dengan dua kata tersebut, karya dan baru, atau disatukan saja menjadi karya yang baru. Mari kita mulai.

Ada satu filosofi yang berhasil saya buat sendiri. Filosofi ini adalah hasil penalaran liar otak saya, entah yang mana, yang kiri atau yang kanan, saya tak mampu memikirkannya. Terkadang, kita selalu bosan dengan rutinitas kita sehari-hari, melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya. Rutinitas itu menjadi momok, sehingga rasa bosan akan sangat mudah untuk menjalar, menginfeksi, kemudian menjadi benalu, menetap, terlebih lagi kalau ia mampu berkembang biak. Bayangkan kehidupan Anda, betapa sangat membosankannya.

Coba perhatikan, lebih teliti, sangat teliti, apa yang berbeda dari rutinitas Anda? Misalnya, Anda seorang karyawan swasta. Siklus hidup anda seperti ini:

Bangun, sarapan, ke kantor, pulang dari kantor, istirahat di rumah. Sederhananya seperti itu. Atau Anda tidak ingin yang sederhana? Baiklah, anggaplah, setelah pulang kantor Anda mampir dulu di cafe, nongkrong bersama teman - teman kantor, atau di setiap akhir pekan Anda berlibur ke luar kota, dan semacamnya. Menurut Anda apa yang berbeda dari semua itu? Apakah menurut Anda liburan di akhir pekan, mampir di cafe sepulang kerja, dan lain-lain itu sebuah inovasi untuk mengusir kejenuhan dalam rutinitas Anda? Kalau iya, betapa sempitnya pemahaman Anda terhadap inovasi. Sekarang pikirkan! Ketika Anda menyelipkan kegiatan-kegiatan santai, seperti liburan dan jalan-jalan misalnya, kemudian minggu depannya, minggu depannya lagi, terus bulan depannya sampai tahun depannya Anda tetap melakukan hal tersebut di sela-sela rutinitas Anda, bukankah itu sebuah pekerjaan yang berulang-ulang? Sesuatu yang berulang-ulang, berkali-kali, tidak pantas lagi dikatakan sebagai hal yang baru. Lantas, masihkah Anda bersikukuh untuk mengatakan bahwa semua itu bagian dari inovasi?

Nah, sekarang saya akan membeberkan rahasia, sebuah rahasia yang sebentar lagi tak menjadi rahasia. Atau lebih tepatnya sebuah rahasia yang hanya bernama rahasia namun tak pernah ber-esensi rahasia. Dari semua rangkaian rutinitas Anda, semua aktivitas Anda, ada satu elemen yang mungkin sering terlupakan bahwa ia telah menjadi simbol sejati inovasi. Padanyalah kita semestinya berkiblat. Dialah waktu, iya...waktu. Serutin apapun aktivitas Anda, dia akan selalu baru, baru, tak pernah berhenti menjadi baru. Setiap detiknya, waktu selalu mengalami perubahan, menyempitkan kesempatan manusia untuk hidup, mengatur jadwal kegiatan manusia, membuat manusia merasa dikejar massa, membuat manusia melakukan pekerjaan terjadwal, membuat dunia selalu baru, dan bertambah tua. Itulah waktu, dan filosofi waktu itulah yang mengilhami saya untuk mengaitkannya dengan sebuah inovasi.

Mari kita lanjutkan...!

Bagimana merangsang terciptanya inovasi dalam kehidupan kita, atau para penerus pelaku karya bangsa? Mari belajar seperti waktu, belajar untuk selalu memperbaharui diri, tak pernah berhenti melangkah, meskipun demikian, tetap menyimpan gudang memori untuk pelajaran yang telah berlalu, sebagai bekal catatan di masa depan.

Pertanyaan selanjutnya pasti akan muncul. Bagaimana menciptakan inovasi dengan filosofi waktu tadi? Nah, yang ini butuh sedikit keseriusan untuk menjawabnya. Maka dari itu, saya akan mencoba untuk serius. Baiklah, Anda-Anda sekalian tentu akan kebingungan bila ingin menciptakan inovasi dengan teori waktu tadi, karena kemampuan manusia itu terbatas, sementara waktu itu tidak terbatas. Maka, jawaban yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menciptakan inovasi dengan filosofi waktu tadi adalah dengan cara mengatakan tidak tahu, dan kita akan merasa bangga dengan ketidaktahuan itu. Mengapa harus bangga pada ketidaktahuan? Karena semua karya ada karena ilmu, semua ilmu ada karena pengetahuan, dan semua pengetahuan sebenarnya berasal dari ketidaktahuan. Nah, makanya, kalau Anda merasa banyak tidak tahu dalam beberapa hal, maka Anda patut berbangga, karena Anda memiliki banyak kesempatan untuk menjadi inovator. Betul kan?

Kita sering terlalu jauh untuk mencari sebuah inovasi, eksperimen-eksperimen, praktikum-praktikum, dan lain sebagainya, dan kita lupa bahwa ada banyak hal sederhana yang terabaikan justru mampu menjadi aktor-aktor penting untuk sebuah kelahiran inovasi. Ketidaktahuan bisa ditindaklanjuti. Ketidaktahuan bila dimaksimalkan akan melahirkan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan menghasilkan upaya untuk mencari jawaban. Anggaplah seorang anak tidak tahu hasil penjumlahan 1+1. Dia lantas mencaritahu jawabannya, dia menulis 1 kemudian 1, dan menurutnya, 1 bila ditambahkan 1 menjadi 11. Secara matematis itu mutlak salah. Namun, dalam dunia imajinatif, tak ada kebenaran yang mutlak, bahkan kesalahan bisa menjadi sebuah kebenaran bila kita kreatif mengolahnya. Sederhana memang. Seorang anak ini melakukan sebuah kesalahan penjumlahan. Namun, mari kita meneliti baik-baik. Sebenarnya, si anak ini telah berhasil melakukan sebuah inovasi. Dia menggunakan logikanya, inderanya sehingga mendapatkan angka 11 sebagai hasil penjumlahan 1+1. secara logika itu benar, angka 1 bila ditambahkan 1 menjadi 11. Ini luar biasa. Sang anak menggunakan kemampuan inderanya, kemudian mengolah dengan logika nakalnya. Hal yang paling luar biasa adalah, dia telah mampu keluar dari kaidah-kaidah matematis untuk menyelesaikan soal matematika tersebut. Dia telah mencoba cara baru, di dunia baru, semuanya terjadi karena proses kreativitas imajinasinya, dan kesemuanya itu berangkat dari kesalahan dan berakar dari ketidaktahuan.

Inilah potret kehidupan bangsa kita. Terlalu banyak kaidah-kaidah yang harus dipatuhi, sehingga "kenakalan" imajinasi itu tertutupi. Terlalu banyak kaidah pun berlanjut pada pelanggaran-pelanggaran aturan. Mengapa? Karena mereka merasa jenuh. Tapi itu cuma intermezo.

Konsep sederhana telah saya tawarkan, tepatnya dua konsep sederhana, pertama konsep waktu, kedua konsep ketidaktahuan. Akhirnya, tibalah saya pada tahap merangkum kedua konsep ini. Inovasi karya anak bangsa akan terus menggema jika kita selalu memperhatikan gerak waktu yang tak pernah kita ketahui kapan berakhirnya. Pada saat itulah, kita bisa menyadari, bahwa gerakan waktu itu konstan, namun tak pernah berhenti. Maka, seyogianya kita tak pernah berhenti mencari ide, sampai batas yang tak kita ketahui. Memelihara pertanyaan-pertanyaan yang terkadang membuat kita minder hanya karena ketidaktahuan.

Jika hidupmu berada dalam ketidaktahuan. Sarapanlah, pertanyakan ketidaktahuanmu, dan keluarlah mencari jawabannya tanpa rasa takut salah. Karena kesalahan menurutmu bisa saja benar di dunia lain, yang mungkin pada dunia kaidah bisa salah.
Keep think different

Sumber referensi : www.google.co.id

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition COMPFEST 2011

Blogging Competition Compfest 2011

Chat Room Bloofers