Sabtu, 29 Oktober 2011

DEMAM KEKINIAN

Demam, freak,addict, kekinian, akan kekinian. Mungkin hasil dari dinamis. Atau kita hanya mengubah pola pikir untuk mengikuti?

Kekinian menawarkan kekayaan, kesegaran setelah disegarkan.
Kekinian melupakan garis start. Melahap habis rencana-rencana yang terstruktur hebat.

Kekinian, mengubahku menjadi dirimu,aku ingin di situ.

Kekinian membuang mimpi-mimpiku, membuatku takut dan bermain aman dengan alibi realistis.
Hukum gravitasi menjadi penjajah, dan aku tak mampu mengisi ruang hampa udara, mengisi sedikit sekat, melubangi yang rapat untuk melihat, masih banyak padang luas di luar sana.

Kekinian membuatku lupa, kau dulu menjadi tujuanku, bukan kini yang menjadi kepasrahanku.

Rabu, 19 Oktober 2011

UNBELIEVABLE MESSAGE

Ketika aku menjadi kenyataan dan kau sebatas pengandaian.
Rapat, tanpa sekat, aku mendekatkan diri, meraba setiap tekstur-tekstur abstrak, ku rasakan dari permukaan hingga dasarnya, sungguh absurd.
Suatu hari, aku menunggu di taman, dengan kursi panjang yang kosong sebelah, disitulah teksturmu kuletakkan,tekstur abstrak yang keabsahannya hanya mampu dikutip oleh intuisiku sendiri. Privasi.
Ada jenjang-jenjang ilusional yang mengurung dominasi kenyataan, hidup dalam sebuah ketiadaan yang ku buat menjadi ada, hal gila yang kusadari.
Hari ini masih seperti kemarin, setidaknya wajahmu masih serupa bentuk yang sama dalam imaji yang tak pernah berubah.
Untukmu, mahakaryaNya, terpental ke bumi dengan keragaman pesona, permainan kelima panca indera, menangkap sisi pragmatis ketidakmungkinan, bahwa ketidakmungkinan ada karena sumbangsih sebuah kemungkinan, kemungkinan yang kemudian menjadi tiada, dan tiada terlahir dari peran sesuatu yang ada.
Ketahuilah, aku tidak sedang bertahan, aku justru tengah membangun dinamisnya sebuah pengakuan. Pengakuan bahwa kau menyita sebagian tempat yang kujaga dengan baik. Tempat itu tak akan tergantikan oleh siapapun, karena tak ada kata penuh, mereka akan menempati tempatnya masing-masing, dan sekarang namamu menjadi penghuni tersegar di dalamnya.
Aku mengobrak-abrik logika, menuai hasil absurd dari kisah fiksi yang ku buat nyata dalam kenyataanku sendiri.
Jika kau tengah tertidur, ku pastikan aku mengirim ini sebelum kau terbangun.
Secara matematis, ada sebuah nilai yang tak akan pernah bisa diselesaiakan dengan teori apapun, rumus apapun, persamaan apapun, pertidaksamaan apapun,bahkan dirata-ratakan pun tak akan pernah bisa, ialah nilai tak terhingga. Kuyakinkan diriku bahwa kau masih menjadi pemilik nilai itu, setidaknya sampai saat ini ketika aku masih percaya bahwa Tuhan belum merubah takdirku, dimana kau menjadi salah satunya.
Makassar, 12 Oktober 2011

Sabtu, 08 Oktober 2011

TAK SANGGUP MEMBERI JUDUL

Dia menyebar seluas tanpa sekat. Dia berkembang serupa akar kuadrat. Radius terdekat. Ada udara di sini, ada dirimu di sini. Sesepuh persembahanku. Meresap menutup pori-pori, melingkupi, mendominasi, merebah, mengguling, menghidupi. Kau menghidupi. Sesering apapun ini terulang, ketahuilah bahwa akan selalu lahir perbedaan yang membuatnya jarang, bahkan satu-satunya, maka hilanglah bosan. Ini menuntut perbedaan, seperti ketika kau tertawa sesungguhnya kau membedakan kesedihan, kesedihan yang berwajah lain, namun tidak berpura-pura. Kesedihanmu yang terlupa, begitulah kau tertawa. Jangan tertipu pada keadaan, kita bisa saja terlihat sama, namun kita ada di lingkaran yang berjarak. Wahai sesepuh hatiku, mari bernostalgia, dengan sejarah yang masih kau bukukan, tak berarti kau museumkan. Kita akan hidup se"entah" kita menebak, maka mari menemani waktu, agar ia tak berjalan sendiri. Kehidupan nyata tak menyuguhkan sinopsis, maka kita mesti menghabiskan setiap adegannya, semoga ada klimaks hingga kita mengakhirinya dengan riuh tepuk tangan. Untukmu, sang entah, sesepuh hatiku, terbiaskan oleh nyata, tertutup oleh keinginanmu, aku membalik prediksi untuk sebuah transisi. Untukmu, Indirani Virzana

Chat Room Bloofers