Selasa, 17 Desember 2013

Katamu, Waktu Punya Bangku

katamu, waktu punya bangku
di tepi dermaga
yang tengah berdoa menghadap air
rupanya rapal doa telah basah
lalu menuju mekar teratai

katamu, waktu punya bangku
di atas mekar teratai
yang tengah berdoa
rupanya doa telah rampung
lalu menuju lapang langit

katamu, waktu punya bangku
di tengah lapang langit
rupanya rapal doa telah meluas
lalu menuju biji bulan

katamu, waktu punya bangku
di dalam biji bulan
rupanya rapal doa telah mati
lalu menuju atap mata kita

katamu, waktu punya bangku
di atap mata kita
rupanya, doa tak terlihat
lalu menuju tepi masa depan

katamu, waktu punya bangku
di tepi masa depan
rupanya bangku itu telah, tengah, dan terus menunggu
hingga doa kita tiba

Camba, 2013

6 komentar:

Arman Zega mengatakan...

keren mas puisinya.
terus berkarya ya

kalau ada waktu, main ke blogku juga ya

Dwi Ananta mengatakan...

Jika waktu punya bangku, adakah dia sejenak berhenti dan duduk di sana? Membiarkan segalanya terhenti dan tak bergerak maju?

zan P O P mengatakan...

ada bangku, ijin istirahat sejenak..

Budiman Asady mengatakan...

berhenti sejenak disini..
mengumpulkan serpihan semangat yang dulu pernah hadir.. :D

Cevaliana mengatakan...

Akkh, Botsun ... selalu saja lihai dan selektif dalam diksi. Jika saja waktu punya bangku, ijinkan aku duduk di sana bersamamu sambil menikmati kopi menjelang sore.

andri K wahab mengatakan...

hehehe...keren bro, dari judulnya ajh udh kelihatan kerennya.

Chat Room Bloofers