Sabtu, 08 Oktober 2011

TAK SANGGUP MEMBERI JUDUL

Dia menyebar seluas tanpa sekat. Dia berkembang serupa akar kuadrat. Radius terdekat. Ada udara di sini, ada dirimu di sini. Sesepuh persembahanku. Meresap menutup pori-pori, melingkupi, mendominasi, merebah, mengguling, menghidupi. Kau menghidupi. Sesering apapun ini terulang, ketahuilah bahwa akan selalu lahir perbedaan yang membuatnya jarang, bahkan satu-satunya, maka hilanglah bosan. Ini menuntut perbedaan, seperti ketika kau tertawa sesungguhnya kau membedakan kesedihan, kesedihan yang berwajah lain, namun tidak berpura-pura. Kesedihanmu yang terlupa, begitulah kau tertawa. Jangan tertipu pada keadaan, kita bisa saja terlihat sama, namun kita ada di lingkaran yang berjarak. Wahai sesepuh hatiku, mari bernostalgia, dengan sejarah yang masih kau bukukan, tak berarti kau museumkan. Kita akan hidup se"entah" kita menebak, maka mari menemani waktu, agar ia tak berjalan sendiri. Kehidupan nyata tak menyuguhkan sinopsis, maka kita mesti menghabiskan setiap adegannya, semoga ada klimaks hingga kita mengakhirinya dengan riuh tepuk tangan. Untukmu, sang entah, sesepuh hatiku, terbiaskan oleh nyata, tertutup oleh keinginanmu, aku membalik prediksi untuk sebuah transisi. Untukmu, Indirani Virzana

1 komentar:

Budiman As'ady mengatakan...

ah, atas nama siapa lagi kini? :D
selalu ada permainan yg cantik dari kata2nya, mantap..

Chat Room Bloofers