Rabu, 12 Februari 2014

Surat Singkat Menjelang Sore

Hai Eva. Benar adanya surat ini kutujukan kepadamu. Benar pula adanya surat ini kutulis untukmu. Jarak menyatukan beberapa jarak, waktu menyatukan beberapa waktu, tempat menyatukan beberapa tempat. Mungkin kita tidak sedang bersama, tetapi kita punya kesenangan yang sama kan? Meneguk cappuccino.

Hai Eva. Benar adanya surat ini kutujukan kepadamu. Benar pula adanya surat ini kutulis untukmu. Tidak banyak hal yang aku ketahui tentangmu, kecuali cerita-cerita atau apa saja yang kau benamkan di blog pribadimu. Aku meyakini satu hal, menulis surat tidak melulu untuk orang yang istimewa. Sebagai orang yang tidak spesial, kau adalah orang yang kuat bagi kata-kata yang aku tuliskan di surat ini. Mengapa kuat? Sederhana saja, Eva. Kebanyakan orang menulis tentang sesuatu yang menarik, seseorang yang penting, seseorang yang dicintainya. Tetapi kau, seorang yang bagi saya biasa-biasa saja tetapi mampu menjadi topik dan obyek utama surat ini. Lalu semakin sederhananya pula, kau mampu menarik perhatianku, mengulik dan mengulas banyak hal, meraih beberapa sudut pandang hingga aku berani menulis surat ini.

Hai Eva, benar adanya surat ini kutujukan kepadamu.Benar pula adanya surat ini kutulis untukmu. Juga benar adanya surat ini tak semanis wajahmu. Pun begitu, benar adanya surat ini cukup singkat. Dan, yang paling benar adanya bahwa surat ini adalah bentuk ketidaktahuanku terhadapmu, tidak seperti surat cinta kebanyakan. Yang tidak benar adanya adalah surat ini kutulis dengan tidak bersungguh-sungguh.

Tetaplah cemerlang hingga teguk terakhir.
Mari ngopi.

Salam,

Fadhli Amir
@Botsun

1 komentar:

Cevaliana mengatakan...

Masih ngga percaya kamu menuliskan surat ini untuk aku. Aaakhh, kamu aaahhh kamu. He he he. Terima kasih surat ini manis dan lembut seperti cappuccino yang kuminum. #cheers

Chat Room Bloofers