Jumat, 22 April 2011

BUKAN KARTINI

Maaf nak, aku bukan Kartini. Aku bukan wanita yang dibuatkan lagu khusus, mendengung di telinga anak-anak SD ketika belajar kesenian.

Maaf, nak, aku bukan Kartini. Aku bukan wanita yang terpampang wajahnya, terbingkai rapi di dinding-dinding rumah.

Maaf, nak, aku bukan Kartini. Aku bukan wanita yang memperjuangkan sebuah kata yang akan melegenda, akan terisak seperti tangis, akan menggaung seperti teriakan, hingga ia tak mampu dianalogikan lagi, "EMANSIPASI".

Maaf, nak, aku bukan Kartini. Aku hanya wanita yang begitu bangga menaungimu dalam rahim, memebesarkanmu dengan tangan lemah, memberikanmu minum dengan air susu, melihatmu jingkrak ketika aku menghapus peluh sembunyi - sembunyi.

Maaf, nak, Aku bukan Kartini. Aku bukan wanita yang dikenal semua wanita, menjadikannya idola, menjadikannya seorang tokoh yang besar. Mungkin selain ayahmu, hanya kaulah orang yang mengenalku.

Maaf, Gandi, anakku, aku hanya MATAR, ibumu, wanita yang kini beruban, wanita yang menyimpan rindu menahunnya, wanita yang selalu menyisakan tanda koma untukmu, wanita yang membaringkanmu setelah dongeng berkumandang di telingamu, wanita yang kini terbaring di tikar lusuh, hanya mampu menulis surat-surat kehidupan untukmu, agar engkau mampu berjuang, memelas peluh, merenungi darah, mencintai rahim wanita.

Aku ini Matar, bukan Kartini. Aku ini Matar yang begitu lemah mengabaikan emansipasiku untuk anakku, Gandi Firmansyah.

13 komentar:

rinz mengatakan...

Hehmmmm........ agak berubah yaa sifat matar di sini? Jadi lebih lembut. Biasanya matar kan agak keras gitu...?

Nik Salsabiila mengatakan...

kereennn mas fadhli...menggambarkan dan memaknai ketangguhan kartini dg cara yg bbda....
karena tiap wanita yg qt sayangi pasti akan mmpu mnjadi kartini2 bagi org di sekelilingnya...^_=
btw dah knalan ma Ozy temenku??haha...

BLACKBOX mengatakan...

@unik: udah di add, tapi belum diconfirm
@rinz: yup, bener rinz, saya bikin berbeda di sini....

Zahra mengatakan...

wuaaa......selalu ngiri ma tulisan fadhli...keren pisan. terlalu jauh kita menyanjung sosok kartini, padahal ada sosok yang lebih dekat yang lebih berhak mendapatkan sanjungan kita

Asriani Amir mengatakan...

Maaf, Gandi, anakku, aku hanya MATAR, ibumu, wanita yang kini beruban, wanita yang menyimpan rindu menahunnya, wanita yang selalu menyisakan tanda koma untukmu, wanita yang membaringkanmu setelah dongeng berkumandang di telingamu..


mantap skali pilihan katanya.

Ervina Lutfi mengatakan...

kerenn.. sastra banget! :D

BLACKBOX mengatakan...

Thx buat semuanya

Ummul Khairi mengatakan...

saya juga yakin masih banyak wanita yg lebih layak diakui perjuangannya dibanding kartini

pisped mengatakan...

perempuan dalam bingkai foto kemarin sangat menggambarkan wanita juga bisa tanpa ada ..

follow balik yagh mas blog aku bro saya juga dari makassar...heheh saya sudah follow blgnya..

Anonim mengatakan...

wah, dirimu memang tak bisa dipisahkan dari matar mas fadhli.. matar mu terlalu bercahaya untuk diberikan sebuah pujian,.. sehingga menolak untuk di puji.. maaf ya baru bisa berkunjung, terlalu sibuk hihihi, ada tulisan hangat di blog saya ni tentang defenisi wanita..

salam persohiblogan ^_^

Qefy mengatakan...

Menarik Sesuai kondisi, mengalir dan aku lebih memilih wanita tu Malaikat :)

Hafsa Raqilla Blog mengatakan...

baru sempet baca..ternyata sangat keren ^_*

NIT NOT mengatakan...

selalu aja berbeda dan unik...:))

Chat Room Bloofers