Ada satu permintaanku padamu, ini hanya jika kau sudi. Aku hanya ingin memintanya padamu, karena tak seorang pun di dunia ini yang dititipkan kuasaNya kecuali dirimu. Berjuta detik sudah aku menumpang di dunia, dan baru kali ini aku ingin meminta. Tidak seperti mereka yang meminta berjuta-juta kali pula, melupakan lebih dari itu, dengan ragam harapan, ragam keinginan, dan kebanyakan satu balasan, pengkhianatan.
Hidup bukan kejam, hanya sedikit bervariasi, variasi yang sangat cocok antara takdir dan keinginan. Kamu pasti masih ingat, ketika kau melupakan. Ingat tidak? Ingat kan? kau pelupa yang hebat, lupa kalau waktu itu tak pernah berhenti, lupa kalau masamu tak banyak, lupa pulang ketika asyik keluar rumah, lupa kalau kau itu sering lupa.
Jadikan pertemuan ini sebagai pertemuan pertama. Pertemuan perdana antara kita berdua, tempat ini adalah ruang udara, di mana semua bisa mengawang, bisa melayang, bisa berada di antara, bisa juga tak pasti, seperti lidah-lidah mereka yang mengambang, seperti langkah-langkah mereka yang tak memikirkan juga tak merasakan.
Jadikan pertemuan kita ini sebagai perpisaha pula. Kita tak akan pernah bertemu lagi, entah kalau Tuhan berkehendak lain. Lebih baik kita berpisah, karena semakin lama akan semakin fatal, kau dan aku akan mengkhianati banyak hal, termasuk diri sendiri.
Lebih baik kita sama, agar kita dipisahkan. Lebih baik begitu sobat, karena lengket itu telalu sesak, kita butuh jarak agar bisa mengabdi lebih leluasa, memanfaatkan waktu masing-masing. Berhentilah menarik orang lain, karena itu hanya membatasi kelihaian mereka. Menyelamatkan tak mesi menarik kawan, kadang mereka harus berlari sendiri untuk itu.
Sekarang, dengarkan permintaanku, lepaskan dayamu, dan aku akan melapskan dayaku juga, jauhilah persetubuhan kutub ini, agar tidak terjadi bencana, janganlah berlawanan, karena berlawanan bisa mempertemukan dalam lingkaran yang tak baik. Itulah permintaanku sebagai kutub sebelah, bagaimana deganmu sobat?
Hanya itu, dua kutub itu berpisah untuk memberikan ruang masing-masing membentuk kutub baru, membentu daya baru, setelah lelah bersama saling menarik, saling menggantungkan diri pada satu titik yang membuat hidup terlalu instan. Lebih baik melepaskan penyedia kehidupan untuk keluar mencari kehidupan sendiri.
Pertemuan hanya perpisahan yang bermula, dan perpisahan itu justru pertemuan yang juga bermula.
9 komentar:
Hm..dua kutub yah?? simbol atau filosipi kah?
@zahra :Hanya simbol, tapi terserah pembaca menginterpretasikan apa jenisnya
dengan siapa harus berbeda kutub...semoga bukan berarti putusnya silaturahmi kan...
Dalam dan penuh makna sob ....
salam kenal ....
Mampir doang.. .
Kok ya masih belum mudeng dengan yang gw baca. Ha ha.. .
@NIT NOT: Justru tulisan ini mengajak untuk berada dalam kutub yg sama, perbedaan kutub bukan pemutusan silaturahmi, tapi keadaan saling tarik menarik, saling ikat mengikat yg tidak berujung
@rubiyanto : Thx, salam kenal jg
Mood: sorry bang, terima kasih kritikanna, akan diperbaiki di postingan selanjutnya
dan biarkanlah menjadi apa adanya, disanalah kita berkarya
*hebat kang, mantap!!!
stuju kang...!
tulisan yang penuh makna, memberi kebebasan pembaca buat terus bermain dengan imajinasinya sendiri.....
Posting Komentar