Senin, 20 Desember 2010

MATAR

Setiap hari kita bertemu, tapi kenapa aku masih rindu?
Haruskan rindu itu berjarak waktu yang lama...?
Maka aku rindu merindukanmu, seperti saat ini, kala sebuah penetapan diriku yang semakin terobsesi untuk menjadi manusia

Lucu ya...aku menerawakan semua hal yang membuatmu menangis.

MATAR....kalau hari ini aku masih terobsesi untuk menjadi manusia, itu karenamu, karena aku masih belum bisa mengobsesikan dirimu, maafkan diriku, sepertinya rasa cinta itu tak lebih dari takdir buatku. Pertemuan kita selama ini aku jauhkan dari pemikiranku, karena aku sudah lama memahaminya.

MATAR.......kalau kau membaca pesan ini, biarkanlah lagu itu menemanimu, kemudian secangkir teh yang aku seduh dengan obsesi kemanusiaanku, hanya itu yang bisa aku sisipkan di setiap waktu luangmu.

MATAR....aku semakin sering menuliskan pesan untukmu, pesan yang aku tak tahu kapan kau akan membacanya. Aku menuliskannya dengan keyakinan kau akan membacanya jika obsesiku menjadi manusia bukan hanya bahan tertawaanmu.

MATAR....aku sudah melupakan wajahmu, aku begitu mudah merusak bingkisan itu, aku merahasiakan hatiku untuk bisa aku buka ketika sudah merasa tepat.

Sekarang aku berada di tempat yang hanya ada satu cahaya, yakni jiwa-jiwa kesepian akan sebuah penerapan kemanusiaan. Aku masih belum bisa menuliskan namaku dengan baik, makanya aku menyamarkan alamat pesanku kepadamu.

MATAR, aku masih berusaha menjadi manusia, manusia yang mampu memanusiakan manusia, bukan sekedar fisik yang menjadi kebanggaan.

MATAR...haruskah setiap saat aku mengulangi kata cintaku padamu? Aku tak mau mencintaimu berlebihan, secukupnya saja, agar tidak hambar tidak pula membuatku terlalu puas, cukup itu sejahtera, MATAR.

MATAR....aku akhiri dulu, aku bahkan belum tahu tujuanku menuliskan ini untukmu
Tunggu aku dengan obsesi yang mati!

4 komentar:

dhe_bie mengatakan...

good, fadhli kalo bikin tulisan tentang "seseorang" pasti emosi tertahan yang keluar.. btw, MATAR siapa??

BLACKBOX mengatakan...

MATAR artinya hujan, cuma nama samaran saja itu untuk ibu saya juga kehidupan saya, maknanya sangat luas buat saya dhe

dhe_bie mengatakan...

oke, sekarang dhe baru bisa merasakan emosi aslinya sudah menyatu dengan tulisan-tulisanmu.. :)

Qefy mengatakan...

sepakat dg dhe, awalnya saya bingung siapa Matar, akhirnya setelah tahu itu hujan lebih mengena saya baca ulang :D.

Selamat melanjutkan Matarmu ya :D

Chat Room Bloofers