Selasa, 31 Agustus 2010

KUCING VEGETARIAN

Ketika kucing menjadi vegetarian...
Harga ikan semakin mahal, apa mungkin kucing-kucing itu menjadi vegetarian?

Hal-hal naluriah, alamiah, dan kodratri, bisakah semua itu berubah seiring modernisasi, tuntutan zaman, atau kebutuhan pasar?

Jika kucing-kucing makan sayuran, rumput, dan tumbuhan lainnya, para petani memiliki musuh baru selain babi, kambing, kuda, sapi, dan hewan-hewan lain yang sering menggerecoki kebunnya.

Imajinasi liar ketika kucing berubah menjadi vegetarian..

BiSa saja, mungkin, entah? Hanya Tuhan yang punya kuasa. Manusia yang seringkali menyalahi kodratnya, mengapa hewan tidak melakukan itu? jika tidak, berarti sekali lagi, hewan jauh lebih baik daripada manusia dalam hal mensyukuri takdir dan anugerahNya

Rabu, 25 Agustus 2010

Laron vs Kunang-Kunang

Jika ada kata serupa, maka analogi yang aku gambarkan adalah laron dan kunang-kunang.
Keduanya tak bisa lepas dari cahaya. Bedanya, laron hanya memburu cahaya, pergi ketika gelap mematikannya, sementara kunang-kunang, membawa cahayanya ke mana-mana.

Jika ada kata serupa, biarlah aku menjadi kunang-kunang.

Senin, 23 Agustus 2010

PULANG

Harus apa aku sekarang ini?
masih aku cari....

Sesaat setelah menyelesaikan hajatan, harus apa aku setelahnya?
Masih mencari............

Membuat perencanaan dan jadwal kegiatan
harus apa aku setelah menjalaninya...?

Pulang....
Pulang menjadi pekerjaan terakhir ketika tak ada lagi rencana kegiatan di kepala. Mungkin melepas lelah, rindu pada rumah, tuntutan tanggungjawab pada anak dan istri, sudah waktunya pulang, atau justru pulang itu ada dalam jadwal kegiatan kita...? Entah

Niat apapun yang melandasi sebuah kepulangan, hanya ada satu aksi yang ditimbulkannya, kembali ke posisi awal.

Dia: "Aku tak mau pulang."
Aku: "Kenapa?"
Dia: "Aku tak punya rumah."
Aku: "Pulang tidak mesti menuju rumah, dan pulang tak membutuhkan rumah."
Dia: "Lalu, bagaimana caranya aku pulang?"
Aku: "Hanya menuju ke tempat yang bisa membuatmu merasa di sinilah kau bermula."

Kemudian dia pulang setelah nafasnya terhenti.
Aku: "Semoga kepulanganmu menyenangkan."

Makassar, 23 Agustus 2010

Di sebuah warung kopi yang membuatku lupa bahwa aku akan pulang

Senin, 09 Agustus 2010

Dear My Memory

Dear ,
My memory
Terkadang aku merasa hidup ketika memejamkan mata. Merespon setiap ikatan yang masuk berebutan dalam ruang memoriku. Seperti saat ini, di dalam kamar yang kusinggahi kala penat. Terhimpun beribu peluh dalam bentuk cerita-cerita. Dia bertutur seperti dongeng penyambut lelap. Merangkum semua ingatan memang mengasyikkan, walau itu menyalahi idealisme berbagi. Hal-hal absurd menjadi sebuah kelaziman nalar dan terpukau olehnya. Saat ini, jemari hanya mampu menyolok kedua bola mata agar terjaga dalam situasi terpejam. Mungkin hangat, sehangat tungku raksasa di tengah kutub. Kemudian, hari-hari baru menempatkanku juga dalam dunia baru, orang-orang baru, aktivitas baru, yang membuatku merasa jadi orang baru, bahkan lebih parahnya lagi terkesan asing, dan aku menikmati keasinganku. Suatu saat jika aku kembali membuka halaman-halaman lampau, maka aku merasa jadi orang tersisih, tanpa identitas, dan tanpa pribadi. Hanya raga yang berdiri di tengah lingkaran, jiwa entah berwisata ke mana.
Untuk ikatan-ikatan itu, aku harus meminta maaf karena merenggangkannya, karena aku merasa sesak, hingga ke lambung dan persendianku. Aku tak bisa bergerak, bahkan melangkah setapak di depanku. Ikatan-ikatan lama sudah usang, bukan dilahap masa, namun termamah oleh dinamisme pribadi. Sebuah perkembangan bukan bermaksud melupakan, hanya memberikan wadah lebih untuk visual baru.
Aku tidak perlu menanyakan apakah aku salah atau menyalahimu? Karena yang kujalani bukan sebuah kebenaran yang bertentangan dengan kesalahan, namun niat yang sudah kubangun jauh sebelum aku mengenalmu. Sekali lagi, aku tak di sampingmu, namun aku begitu fasih menyebut namamu, bukan menghafalmu, namun cukup memahamimu. Catatan-catatan ini untuk ikatan lama yang sementara kurenggangkan. Suatu saat aku akan kembali padamu meminta kau mengikatku seperti dulu.
Makassar, 9 Agustus 2010

Chat Room Bloofers