Kamis, 23 September 2010

SILUET

Sayat-sayat runyam terbunuh oleh pertahanan mimpi
Setelah sekian lama terbuai dalam khayalan, ternyata membuatnya tidak begitu rumit
Sebutir pasir sanggup dia genggam menuju tekstur terlembut dan bentuk terkecil
Atom-atom pun menyerah

Inilah siluet hidup. Hal yang dikesampingkan justru lebih melesat ke depan daripada raut wajahnya. Kemudian sayat-sayat runyam itu kembali menafsirkan visual-visual buta, kali ini matanya menjadi lebih peka, tidak manja akan cahaya. Karena baginya kini, gelap justru menerangkan langkahnya.

Kau yang selama ini memandang hidup dai sisi depan hanya mendapatkan sebagian, bahkan tidak ada. Sisi samping siluet sayat-sayat runyam ini membuatmu lebih nyaman mendera kepingan kenanganmu. Tak juga istimewa, namun lebih membuatmu gesit.

Sayat-sayat runyam kini menyiluetkan dirinya, tidak menggantungkan pada wajah, pada hati, pada teori, pada kenangan, pada hal-hal yang membuatnya berbeda. Berbeda tidak perlu berlebihan, berbeda adalah peka, menelusuri semua kebijakan titik.

Maka sampailah ia di ujung jalan di mana sayat-sayat runyam akan mengkahiri siluet hidupnya. Dia tidak mengajak siapa-siapa, hanya meminta izin untuk pergi duluan, kelak kami akan menyusul.

Dedicated to my beloved brother,Almarhum Kadri Amsyar, S.S

Chat Room Bloofers