Permisi......
Aku suara, suara yang ber"teks".
Aku diam, kehabisan suara, suara alam tak mau lagi menyediakan kebutuhanku.
Adakah ketika aku diam, kemudian teks ku bersuara kemudian kalian mendengar?
Jangan membaca teks ini, dengarlah suaranya, suara yang tak tertangkap panca indera. Butuh pencitraan luar biasa, meski pencitraan terkini lebih ke arah tonjolan subyektifitas yang positif demi menyembunyikan obyektifitas yang negatif.
Aku tak berstruktur, apalagi bertekstur, maka jangan menjamahku. Dengarlah suara teks ku. Ketik cuaca mengendalikan aktivitas manusia, ketika alam memimpin, ketika manusia tak berkeputusan, ketika semuanya hanya situasional, maka suaraku lah yang akan membedakanmu, membantumu menemukan dirimu sendiri, kemudian mampu menciptakan dirimu sendiri, dalam rumahmu sendiri, hingga akhirnya kau pun akan sendiri.
Aku tak berada dalam kaidah batas frekuensi infrasonik kemampuan telinga manusia, aku tak mengenal kaidah, aku bukan suara yang patuh, aku sendiri.
Karena aku bukan indera.
Kamu tahu, ada suara yang tak berada dalam frekuensi infrasonik manapun, rumus apapun akan gagal, logika manapun akan menyerah.
Logiskan diriku, maka kau akan kalah, tak mendengar apa-apa, dan tak akan menemukanku di sana, di dalam kaidah 20hz-20.000hz
Permisi, tak ada yang mendengarku
12 komentar:
suara juga harus mendengarkan :D
`gak paham...
walaupun tak berwujud namun tetap di dengarkan...ntah kenapa setiap membaca postingan fadli aku merasa sedang berada dalam satu ruang dengan kondidi jidat naik turun mencermati kata demi kata..tapi aku suka ruangan ini :)
saya selalu mendengarkan muu bahkan cuma helaan nafasmuu saja.
hahahah
just wanna hear you singing again...
@budiman: semakin tdk paham semakin bnyk pertanyaan dan semakin terbukalah ruang interpretasi
@mbak tia: hehehehehe.....intinya hati mbak
@nana: saya jg mau sekali, kapan ya....?
gaya tulisannya mirip kang sam.
selalu mengkerutkan dahi =="
cuma itu yang saya tahu, dan sisanya saya butuh membacanya dengan teliti.
Tidak butuh suara untuk mendengarnya, karena diksi yang indah dapat dirasakan gaungnya di dalam hati. Aku dapat merasakan tulisan, bang :)
@uchank: wah.....buat ruang interpretasi sendiri
@Basith: makasih, sy butuh perasa sepertimu
@alwand: prosa pendek mas, seperti sketsa
kayanya masih berkaitan ama guest blog #94 ya?
@sobat: gak....itu lain lagi, yang #94 emang bwt dhe,,,, ini lain lagi, haha
keren mass postinganya
Posting Komentar