Minggu, 18 Maret 2012

JUS JERUK DI MALAM HARI

Selera itu perkara yang sangat subyektif, walaupun dalam ranah tertentu ia menjadi obyektif itupun untuk beberapa kerumunan saja.
Terkadang kita menyukai kondisi, bukan esensi. Jus jeruk di malam hari. Ia menyatu mengikuti lekuk gelasku. Aku menyukai jus jeruk yang dingin. Kemudian aku berkata, “aku menyukai kondisi dingin”nya. Seiring tulisan ini berkembang, kondisi dinginnya terus memudar, udara menghisapnya, kondisi lain menghisapnya, dan tidak ada kondisi yang bertahan, ia akan terus memudar setiap detiknya.
Setia bukan perkara kecukupan kadarnya, kemudian bagaimana kadar itu bertahan selamanya. Kita di dunia, bukan di alam abadi, atau alam imajinasi yang bisa kita atur seenak hati. Aku setia padamu, dan setiaku akan luntur setiap detiknya. Tapi perlu kamu ketahui bahwa kadar kesetiaan yang memudar itu tidak akan mendefinisikan kualitasnya. Aku mencintaimu sampai mati, itu berarti sekarang sampai mati cintaku akan pelan-pelan memudar, sampai ia akan habis. Kemudian kau menuduhku tak setia. Itu malah menggelikan buatku.
Perlukah kau kutokohkan? Sepertinya “kau” itu sudah cukup menokohkanmu. Kujelaskan kepadamu, detik demi detik memaksa semua elemen manusia dan keduniaannya memudar mengikuti perjalanannya. Apakah aku tak setia? Hanya Tuhan yang tahu. Ada satu perihal kesetiaan yang aku ketahui, mungkin perlu kau ketahui, mungkin juga tidak perlu. Jus jeruk yang aku minum malam ini awalnya dingin dan menyegarkan, kemudian perjalanan waktu menyeretnya ke kondisi yang berbeda, ia memudar dan hawanya netral, tidak panas, tidak dingin, jika kudiamkan di bawah terik matahari maka ia akan memanas. Namun setiap kau menanyakan minuman favoritku, aku selalu mengatakan dengan bersemangat dan bangga, “jus jeruk”.
Apakah aku tak setia padamu?

Sidrap, 18 Maret 2012

11 komentar:

Phuji Astuty Lipi mengatakan...

hmmm kamu cukup setia dan aman di garis 'jus jeruk' tanpa membubuhinya dengan jus jeruk hangat ato pun dingin...^__^

BLACKBOX mengatakan...

wow......komen yg seperti ini yg saya mau....cerdas

Phuji Astuty Lipi mengatakan...

wkwkwkwk,kmana sj kamu dek???nda pernah nongol!?

Dwi Ananta mengatakan...

Tetap pada jus jeruk? Cukuplah itu menandakan kesetiaan bagiku :)

NIT NOT mengatakan...

tulisan kali ini sedikit berbeda sentuhannya ... membawa sebuah kesimpulan dari perumpamaan yg unik... :D

Unknown mengatakan...

tulisan kali ini cukup lebih mudah dimengerti,
sebuah tulisan akan jauh lebh bermakna ketika pesannya mampu ditangkap pembacanya

Unknown mengatakan...

walau yg lain mengatakan mudah dimengerti, aku akan selalu berpikir keras untuk menikmati tiap sajian katanya, hehe...
`ya aku selalu sertia

Gulunganpita mengatakan...

Assalamu'alaykum
terkadang ana harus baca berulang-ulang untuk mengerti apa yang ingin disampaikan. Itupun masih ragu tentang interpretasinya..
yang pasti, setiap postingan blog ini benar-benar mengajak ana berfikir dan lebih realistis.
Keren!
⌒ں⌒

BLACKBOX mengatakan...

@phuhy: lagi KKN ka kak kdong
@rdwan: makasih sarannya bang
@nitnot: wah, analisa yang bagus
@dweedy: haha, thx
sahabat muslim: waduh, hehe, selamat menikmati
@gulunganpita: waduh, blushing

obat tradisional kanker tulang mengatakan...

dan akhirnya saya mengatakan WAW MANTAP,,,

Obat Herbal Kanker Kelenjar Getah Bening mengatakan...

keren gaann

Chat Room Bloofers