Rabu, 07 September 2011
DIANDRA
Ini untukmu Diandra, nama yang menjadi separuh ingatanku.
Mungkin cuma kemungkinan yang mampu aku persembahkan untuk kenyataan yang masih merupakan masa depan, jika esok masih akan hadir.
Aku tak berani memastikan semuanya, bahkan sedetik setelahnya pun masih menjadi rahasia bagiku, kau rahasiaku, rahasia yang masih menjadi rahasia.
Bukan angin yang menerbangkanku, bukan pula sayap yang mengepakkan diri untukku, tapi gravitasi menolakku, dia mengabaikanku, bahkan dia rela membangkang, menyalahi hukum kekealannya.
Kematian itu hidup, Diandra, dia ada, dan dia berada, dia mampu membunuh, dan dia pasti, tak seperti diriku padamu yang hanya sebatas kemungkinan. Maka, bila kematian itu menjadi cita-cita, janganlah khawatir tak akan meraihnya.
Ini untukmu, Diandra, wajah yang masih samar namun sudah sangat lazim dalam sketsa penglihatanku. Deretan bilangan desimal menempatkanmu di urutan tak teridentifikasi, meski aku mampu menghitung dan menulisnya. Kau masih absurd, namun nyata dalam keabsurdannya.
Ini untukmu, Diandra, pesan yang selalu hanya tersimpan dalam kotak outboxku, entah ke alamat mana tujuan sebenarnya.
Ini dirimu, Diandra, sosok sesederhana kalimat itu tertuliskan dalam catatan-catatan saku yang usang.
Ini sejarah, Diandra, di mana kematian tak mampu membunuhnya, dan itulah tempatmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
ya ampun2....fadhliiii...q barusan ol dan selintas liat judul postingan barumu di bloofers story...
langsung kayak tersengat energi listrik tingkat tinggi aku rasanyaa...
huaaaa....diandra tuh nama shabatku yg sekrng tinggal dalam negeri di awan...hiks...
aku bahkan pernah nulis catatan ttg dia juga....
fadhli...aku suka bgt notemu ini...meski diandra yg kita maksud tentunya berbeda...namun catatanmu telah mengingatkanku pada banyak hal ttg diandra-ku....-___-
mampir disini.. sepertinya saya bertemu dgn gaya pencitraan yg sya kenal. gaya bertuturmu menghampiri gya menulis dosenmu yg penulis infintum.
terkesan sederhana, tp srat makna. spa bilg bhasa sedrhna tdk bisa terliht luar biasa. kau membuktiknnya, fadh. :D
Bahasa tingkat tinggi, ah... tak dapat meraba dalamnya makna, langsung menabrak pada dinding-dinding rasa, takjub...
`dan semoga...
@nick; wah, haha, semoga Diandranya senang
@Accilong; wah, pak ahyar anwar? hehe
@budiman: subhanallah, makasih mas
halo sobat, gimana kabarnya ?? semoga diberi kesehatan ya, lama tak mampir kemarin.. dan saya juga baru bisa posting lagi ni
Salam Persohiblogan ^_^
Posting Komentar