Rabu, 07 September 2011
PEMULA
Menyimpan pertanyaan tanpa menemui satupun jawaban ternyata mengasyikkan, setidaknya itu bisa menjadi salah satu alasan untuk menyambung hidup. Begitulah aku mempertanyakan pikiranku, pikiran yang aneh.
Ketika malam sudah harus berpisah, karena pagi yang masih terlalu muda tengah mengudara, hadir di perjalanan waktu kali ini. Pagi yang masih terlalu muda bukannya masih awam untuk mencerna kehidupan, dia sudah cukup dewasa untuk mengawali hari, sedetik setelah pukaul 00.00 telah musnah setiap harinya. Ada sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh sang pagi yang sudah dewasa bahkan pagi yang tengah menua. Dialah sang pemula, pemula yang betul-betul pemula, memulai segalanya. Kau tahu betapa sulitnya memulai sesuatu? Proses akan mengalir begitu saja, tapi garis start sangat tak semudah membayangkannya.
Ada banyak yang merendahkan pemula, mereka yang di dalam anggapan personalnya bahkan telah mendunia dengan sebuah paradigma global bahwa pemula tak punya pengalaman. Lucu, sepertinya pengalaman tak berarti apa-apa bila tidak ada awal, dan pemula lah sang empunya garis start.
Seperti menulis diari. “Dear diary” bukan awal yang baik. Bagaimana dengan ”Hari ini aku………….” Ah masih terlalu lazim, semudah itu memulai? Memulai untuk sesuatu yang baik dan membibitkan sesuatu yang luar biasa.
Aku, tokoh yang terlalu subyektif ini masih terlalu risau memulai, mungkin awalku nantinya akan buruk,. Banyak bisikan bahwa akhir adalah segalanya, apa gunanya awal yang baik tanpa awal yang indah? Ada juga yang berteriak bahwa perjalananmu itu berada di tengah-tengah, dan itulah klimaks sesungguhnya. Bukankah proses yang membentukmu?
Ya……tak ada hak untuk menyalahkan, tapi aku masih terlalu risau untuk memulai, mengawali itu sesuatu yang sakral.
Akulah awalmu, awal yang tertunda. Aku tak ingin dilupakan ketika proses membentukmu dan akhir membuatmu merasa mencapai segalanya. Aku hanya ingin ketika pencapaianmu memuncak kau masih ingat rumah yang dulu menaungimu, tempat yang membuatmu merasa aman.
Sesingkat itu alasanku merisaukan awal. Karena begitu sulit bagiku untuk mengawali, bairkanlah dirimu menjadi awal itu, sebisa mungkin agar awal menjadi bagian dari proses dan akhirmu yang terangkai tanpa sekat, tanpa skala, tanpa prioritas, seperti kecilnya atom yang berhasil membentukmu menjadi unsur hingga kau telah siap berubah menjadi senyawa kimia yang dewasa, tak lagi awam, tak lagi terlalu muda seperti sedetik setelah pukul 00.00.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
klo sy, mmulai ssuatu kdg jd fase tersulit. mnulis mislnya. diksi di awal punya pengaruh bsar unt kelngsungan diksi berikutnya. begitu dpt pmbuka yg pas, brikutnya pasti mnglir dgn tng dan lancar. ggegeggegg..
are u feel same with me?
senada dengan mbak Accilong memulai untuk pertama kali itu agak sulit. tapi jika kita mau mencoba insya Allah akan lancar jaya.. tapi semua itu tergantung kita sendiri, mau mencintai dan konsisten enggak apa yang saat ini kita jalani..
met lebaran brade
sepakaaaaaaaaaaaat
Posting Komentar