Sebelum malam berakhir, sebelum pagi hadir. Rindu sebenarnya keinginan yang sangat keinginan akan memoria di masa lampau. Entah sedetik sebelumnya atau seberapa lama, aku hanya mengukir sejarah, dan masa depan merindukan sejarah.
Menciptakan rindu, kemudian menikmatinya tak sesulit menjaganya. Bukan pada perosalan kesetiaan, tapi seberapa besar penghargaanku pada masa silam. Akulah di sini di ujung malam, ketika pagi tengah menyiagakan diri, menyegerakan, bergegas menjemput situasinya. Sebentar lagi itu akan menjadi miliknya, maka biarkan malam memilikiku, di ujung pertahanannya, toh aku masih berada dalam ruang sejarah, ruang silam yang masih tetap baru buatku.
Biru itu tenang, dan aku ingin rinduku membiru di ujung malam ini.
Bukan luka, bukan duka, tak perlu suka, hanya kesetiaan pada aktivitas menikmati. Sejarah tak akan pernah mati, bahkan ketika masa kini dan masa depan menjulang tinggi, kelak semua itu akan menjadi sejarah, dan pada saat itulah rindu hadir, rindu yang membiru, rindu yang tenang, seperti di ujung malam.
Untuk Matar yang entah di mana, masih menjadi sejarah
6 komentar:
aku pun sedang merindu.. inginku hanya suka yang kurasa, tapi ternyata duka tak memberikan spasi untuk bisa sedikit menghadirkan suka.. miss u Fadh :)
ow.....duka akan menjadi suka bila kita menyukainya, miss u too dhe
rindu itu biru...biru itu feeling blue...
hahahaha...love it fadhli...aku berasa jadi resah yaa, baca tulisan ini...wakakakk...
@nick; resah knp?
merindu membawaku pada sejarah silam.merindu terkadang seperti luka lama..jeda sejenak dan kemudian kembali menghilang..nice post fadhli sudah lama tak membaca postingan mu ^__^
ow.....duka akan menjadi suka bila kita menyukainya,...
setuju tuh....
Posting Komentar