Setiap hari kita berdiri di landasan masing-masing. Kau di sana dengannnya, juga aku di sini tanpa siapa-siapa. Tenanglah, aku sudah biasa sendiri. Keheningan sudah cukup ramai bagiku. Oh, iya, kemarin aku mendengar kabar buruk tentangmu. Lagi-lagi kelakuanmu di luar kendali. Aku masih belum mengerti, mengapa dia tidak mampu membimbingmu? Hanya dua kemungkinan, kau yang keras kepala, atau dia yang terlena dengan keberhasilannya.
Hai.....aku hanya menyapamu malam ini, malam yang masih terus sama, masih dengan rindu yang terjaga, asa yang sudah musnah, dan kasih sayang yang hanya bisa ada di kepala. Aku menyapamu lewat bulan yang tampak pucat, semoga dia lihai mengantarkan pesanku kepadamu.
Kamu sedang berjibaku dengan apa saja? Aku masih menyimpan semua ludahmu, di wajah ini, itulah ciuman terhebatmu. Ludah yang berlumut, masih terasa segar untukku. Aku tahu, kau masih mengabaikanku, sampai kapan pun aku tak mengharap lebih.
Kamu baik-baik, ya...! Jadilah diri sendiri, tapi menjadi diri sendiri bukan berarti mengabaikan penilaian orang lain.
Ada satu pernyataan lagi yang sudah cukup lama aku simpan. "Jika aku bisa memilih takdir, maka salah satu takdir yang aku pilih adalah dirimu."
3 komentar:
hantaman yang pernah kau rasa dari dia terkalahkan oleh kenangan baik tentang dia yang masih kau simpan dengan indah.. :)
Sangat dalam. Inu pasti terbit dari harapan yang dalam :)zahari87
thx for all
Posting Komentar