Jam dinding menunjukkan waktu 15 menit lagi jam 00.00. Aku masih saja bingung ingin mengatakan apa, juga memberikan apa untuknya.
Sesaat kemudian aku telah sadar bahwa waktuku tinggal 10 menit lagi untuk memikirkan ini. Aku ingin mengatakan hal yang tak biasa, karena dia adalah sosok yang luar biasa bagiku.
Aku mencoba membuka semua kosakataku, tapi entah mengapa kalimat-kalimat pamungkasku mengendap dan enggan mencair.
Tinggal 5 menit lagi, dan aku masih gagal menyiapkan apa-apa. Aku sudah menggelengkan kepala.
Berikutnya aku sudah sampai pada batas waktunya, 00.01. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka menampakkan sesosok luar biasa itu, dia kemudia berujar dengan senyuman khasnya,
"Niatmu utnuk memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku adalah kado terindah yang pernah saya terima."
Aku malu sekaligus bangga menjadi anaknya.
6 komentar:
Hmm...
cerpen yg menarik...
t2p berkarya.. bro...
hepi b'day ayah fadhil! :)
aneh, terkadang kita malu dengan orang tua sendiri ya hehe... padahal jelas-jelas mereka orang tua kita :D
harusnya fadhli bisa bikin tulisan yang lebih bagus dari ini, dengan ciri khas seorang fadhli di blackbox mungil ini..
dhe tunggu tulisan berikutnya.. :)
Hampir sama seperti saya. hehehe.... Nice cerpen. Lanjutkan!!! Dan salam kenal....
Oh iya, saya sudah follow blognya :D
salam kenal jg Riksa, thx,dah follow blog saya
@dhe: waduh, jadi malu nih, ini petikan nasakah novel saya yg gak jadi, kangen aja sama tulisan ini, kayakx saya harus belajar banyak sama dhe
Posting Komentar