Sabtu, 17 Juli 2010

LINGKAR BIRAHI HIDUP

Aku lelah hidup dalam lingkaran,
tak tahu di mana aku bermula dan kapan akan berakhir
Aku jenuh hidup dalam lingkaran,
menyusuri jalan yang sama dan menjumpai suasana yang tak berbeda


Suatu hari aku menjumpaimu di separuh jalanku,
dan kembali aku menemukanmu di separuh jalan berikutnya
Masih dengan wajah yang sama, wajah tanpa lekuk senyuman,
polos tak berbicara tentang keindahan
Kemudian aku menatapmu penuh harap
dan menitipkan asa itu agar kau jamah saat aku kembali


Namun, ketika aku menjumpaimu lagi di titik yang sama,
aku tak melihat harapan itu di dalam genggamanmu
Aku tak tahu di mana kau menyimpannya,
atau mungkin kau telah membuangnya di separuh perjalananmu


Aku ingin meninggalkan siklus yang penuh dengan birahi melelahkan ini
Jauh dalam angan ingin kujumpai titik peristirahatan
agar tak menjumpaimu lagi dengan wajah tanpa lekuk senyuman
dan masih dengan birahi liarmu yang seolah perlahan ingin membunuhku


Akulah penghuni lingkaran yang merindukan
sudut untuk berbaring, menghela nafas jeda dan
menciptakan sudut yang lain, di mana aku bisa menjumpaimu
dengan lekuk senyuman yang merona
Dengan harapan yang kau genggam erat dan kemudian kau simpan di hatimu


Akulah penghuni siklus lingkaran yang merindukan sudut
untuk berbaring dan menghela nafas jeda
Menyinggahi sudut yang lainnya untuk menempatkanmu
dalam keadaan terjaga tanpa jamah hati yang lain
Agar ketika aku kembali dan beristirahat di sudut itu,
aku bisa menjumpaimu telah terbangun dan memberiku sarapan
sepiring nasi goreng dengan telur dadar yang kau rangkai sedemikian rupa


Agar ketika aku kembali dan beristirahat di sudut itu,
aku bisa menemukanmu memberikanku buah dari harapan yang
aku tanam dalam hatimu, mungkin sepanjang perjalananku juga lah
kau begitu rajin merawatnya, menyiramnya meski dengan air mata


Aku pun kemudian bertanya,,
Mungkinkah kau menghuni sudut itu lagi???
Agar ketika aku kembali, aku bisa menemukanmu dengan wajah rindu
Yang dengan begitu lahap menyantap kedatanganku yang tiba dengan bibit harapan baru





Makassar, 30 Maret 2010


The Scene Art Line

Tidak ada komentar:

Chat Room Bloofers