Aku gila, dan aku sadar. Kesadaranku bertumpu pada keadaan psikologisku yang orang sering menyebutnya gila. Gila sebagai sifat dengan aksi yang tidak wajar, jauh dari kelaziman. Aku berbeda, maka aku gila.
"Whuahahahahahahaha......aku berteriak di tengah orang-orang yang diam, diam karena entah, entah karena tidak tahu, atau menyembunyikan "tahu" nya. Aku melantangkan suara, suara yang cukup lama terkubur dalam angan-anganku.
Lalu, mereka meneriakiku, "Kamu gila....!!!"
Tidak apa-apa, setidaknya aku berhasil membuat mereka bersuara. Selanjutnya, nafasku berteman dengan nafas-nafas mereka yang kembali diam. Kali ini sudah samar alasannya, mereka takut salah. SALAH....? Bukannya itu bagus, supaya kau kenal dengan pencapaian yang namanya BENAR. Lagipula, dalam kebenaran manusia, pasti terselip kesalahan, kesalahan dalam bahan baku,pengolahan, dan proses pelepasan.
Aku meneruskan kegilaanku, kegilaan yang aku sadari. Aku menertawai perutku yang masih miskin. Aku terbahak-bahak dengan badan yang semakin kurus.
Lalu, mereka meneriakiku, "Kamu gila....!!!"
Tidak apa-apa, setidaknya aku kembali berhasil menyuarakan mereka. Hal yang aku lakukan memang terbalik, aku menginginkan pandanganku hanya dari mataku saja, kemudian aku mengabarkannya pada mata-mata lain yang masih belum bisa memandang pandanganku.
Waktu menunjukkan pada kegelapan, lampu-lampu jalan terbangun seketika bermaksud memberikan penerangan. Lantas, aku berteriak,"Kenapa gelap sekali?"
Lalu, mereka meneriakiku lagi, "Kamu gila....!!!"
Kali inI,aku sudah bosan, aku berhasil membuat mereka bersuara, tapi mereka hanya bisa mengatakan itu, "Kamu gila....!!!". Siapa yang sebenarnya gila?
Kegelapan bukan semata-mata persoalan cahaya, akan tetapi di mana kau menjadi buta akan pilihan, keputusan, kebijakan, tidak mampu membedah perasaan. Cahaya ada di mana-mana, tapi akan menggelapkanmu tentang sudut yang tidak tersentuh pembaharuan, tidak tersentuh kelengkapan, juga tidak tersentuh keharusan. Kau merasa terang, tapi dengan sendirinya menggelapkan pemikiranmu tentang apa itu terang. Terang soal kebersamaan, bukan perseorangan. Suaraku mungkin hanya seorang, tapi aku peruntukkan kepada orang banyak yang masih sebagian, juga sebagian yang terlampau banyak.
AKU GILA...................
kenapa tidak ada yang berteriak? Aku sadar aku gila, dan aku mengakui itu. Mengapa kalian tidak berkomentar? Kalian meragukan kejujuran juga kesadaranku bahwasanya saat ini aku memang gila...?
Kalau begitu, aku bangga menjadi orang gila, karena mata, telinga, hidung dan batinku mampu menjangkau banyak dunia.
Dunianya hanya bisa direngkuh oleh orang gila, dan pada saat itu, aku akan meneriakkan suara padamu, "KAMU GILA....!!!"
2 komentar:
yo wes, selamat jadi orang gila. :D
tak lihatin dari belakang aja...
hahahahaha......gila bukan dalam denotasi nya
Posting Komentar