Selasa, 21 Desember 2010

MATAR II

Aku kembali dengan pertanyaan yang masih sama, kapan aku akan menjadi manusia? Oh, iya, maaf aku belum bisa menepati janji, aku berjanji tak akan berjanji lagi. Aku tidak ingin kau mengharapkan lebih padakau untuk sesuatu yang masih berada dalam ketidakpastian. Perjalanan waktu terasa sangat cepat, dan yang berhasil aku lakukan adalah menumpuk semua obsesi-obsesi kecil di kepalaku. Sekarang aku kewalahan menampungnya. Sempat terlintas untuk menguburnya dalam-dalam, tetapi aku mengingat pesan terakhirmu, "Jangan buang apapun yang sudah berada dalam bagianmu!"

Aku masih mengingat itu, Matar. terlebih lagi semua lafazmu yang bisa aku rekam baik-baik. Seandainya aku bisa merekam suara aliran darahmu, maka pastilah aku akan menyimpannya.

Oh, iya....ada satu hal yang selalu kuingat dari gerak bibirmu. Ketika aku menjadikan waktu sebagai pembelaan, kau dengan gesit menegurku. "Jangan jadikan waktu sebagai jawaban atas semua usahamu, tapi jadikan dia sebuah pertanyaan, masihkah kau berada di sana keesokan harinya?" Begitu katamu.

Matar.....kau masih di sana kan? Masih di depan pintu menantiku pulang membawa apa yang kau benamkan padaku? Jika iya, aku ingin bertanya padamu, jika aku berhasil meraih obsesiku, masihkah aku berada di sana pada waktu yang menjadi ketetapan? Atau masihkah kau berada di sana di saat aku pulang?

Aku mempertanyakan peristiwa karena waktu, Matar. Ketakutan terbesarku, waktu bukan hanya jadi pertanyaan seperti yang kau ajarkan, tetapi juga menjadi jawaban perpisaha kita sebelum keinginan.

Tidak ada komentar:

Chat Room Bloofers